Assalamualaikum.
Indonesia merupakan negara dengan
kepulauannya. Terbentang dari sabang sampai merauke, Indonesia Cukup Luas.
Itulah mengapa, banyak permasalahan diindonesia yang sulit untuk diselesaikan.
Ada apa dengan indonesiaku? Saya akan memberikan pendapat untuk negeri yang
saya cintai ini. Bukan ingin menjatuhkan, tetapi saya sangat berharap pendapat
saya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjadi warga negara yang baik.
Mungkin
1 bulan telah berlalu, pandemi ini semakin meraja di nusantara ini. Seolah olah
pandemi ini menjadi ketakutan besar bagi kita semua. Namun, meskipun
menakutkan, masih banyak orang orang diluarsana yang masih menganggap ini hal
sepele. Tetapi bukan itu yang akan saya sampaikan. Ini terkait dengan keadaan
kesejahteraan kita sebagai rakyat negara indonesia ini.
Selain
kersahan, serta ketakutan yang besar. Pernahkah kita memikirkan tentang
perekonomian yang menurun drastis? Sebuah penurunan yang amat fantastis membuat
kita tersadar akan betapa pentingnya sebuah penghasilan. Karena untuk kita yang
hidup di zaman modern ini, semua tidak terlepas dari yang namanya uang. Seolah
olah uang adalah tuhan yang wajib kita sembah. Semua itu tidak dapat kita
pungkiri lagi. Karena untuk makanpun kita membutuhkan uang. Jangankan makan untuk
kita bisa bernafas pun di daerah kita sendiri kita menggunakan uang. Ya benar
kita membutuhkan uang untuk biaya hidup kita. Salah satu contohnya adalah
pajak.
Di
pembahasan sebelumnya saya membahas tentang virus paling mematikan. Ya benar
itu adalah ego kita sebagai manusia. Kadang hal itu terjadi tanpa kita sadari.
Namun meskipun kita dalam keadaan sadar, kadang kita tetap kalah oleh ego kita.
Rasa kemanusiaan yang punah terkalahkan oleh ego yang membara.
Belum
lama ini kita telah di hebohkan dengan berita berita di sosial media ataupun
televis. Semua berita memaparkan beberapa dampak yang terjadi akibat pandemi
ini. Salah satunya adalah perekonomian yang menurun drastis. Mungkin tidak
sebanding dengan penurunan ekonomi negara. Namun dampak ini sangat terasa bagi
mereka merkea yang memiliki pengeluaran dan kebutuhan yang semakin meningkat.
Banyak
sekali dampak yang terjadi akibat pandemi ini. Rumah Makan dan tempat hiburan
perlahan mulai tutup untuk mencegah penularan virus. Perusahaan banyak yang memperkerjakan
karyawannya dari rumah bahkan banyak pabrik pabrik yang mem phk pegawainya
karena pendapatan menurun dan merasa tidak sanggup lagi membayar. Dan bahkan
yang lebih menerima dampak besar adalah para pegawai pegawai pendapatan harian,
seperti tukang ojek, sopir angkot, tukang becak, dan lain lain. Mereka seolah
olah tercekik oleh pendapatan yang semakin menurun serta kebutuhan yang semakin
meningkat. Lantas apa yang akan terjadi dikemudian hari apabila pandemi ini tak
kunjung selesai hingga akhir tahun? Mari kita bayangkan.
Apakah
mungkin dengan tingkat pendapatan yang semakin menurun itu akan membakar sumbu
penjarahan akan terulang? Atau bahkan vandalisme terhadap orang orang berada?
Yap, itu mungkin saja terjadi. Namun apabila kita sudah tidak memiliki rasa
kemanusiaan lagi rasanya itu akan menjadi pemicu ledakan bagi kesejahteraan
masyarakat.
Lantas
apa yang kita butuhkan? Apa yang bisa kita perbuat? Coba kalian perhatikan.
Fungsi kita sebagai makhluki sosial itu seperti apa? Apakah kita lupa fungsi
kita? Apakah kita hanya mementingkan keadaan kita tanpa peduli orang lain? Coba
perhatikan. Banyak yang telah menjadi korban yang disebabkan oleh pandemi ini.
Lalu apa yang terjadi? Kericuhan. Ya kericuhan, apalagi banyak sekali kasus
yang dimana ada jenazah penderita covid yang ditolak mentah mentah oleh warga.
Seolah olah orang yang menderita penyakit ini menjadi HINA ! bahkan saking HINA
nya kita sudah matipun mereka mengolok olok kita. Apakah pantas seperti itu?
Lihat
yang terjadi. Dampak dari pandemi ini bukan hanya soal materi. Bukan soal
ekonomi yang menurun saja bahkan rasa kemanusiaanpun semakin terkikis habis.
Itulah mengapa saya tekankan pada artikel kemarin bahwa virus yang paling
berbahaya adalah ego kita sendiri. Karena ketika kita sudah mulai tidak peduli
dengan keadaan sekitar kita berapa nyawa yang akan menjadi korban?
“loh, kan ada negara. Negara kan harusnya
bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya”.
Orang
yang berkata seperti itu adalah orang yang sama sekali tidak berpendidikan.
Mengapa? Karena meskipun negara menjamin kesejahteraan rakyatnya tapi apakah
negara mampu? Saya rasa tidak. Karena untuk hutang ke amerikapun indonesia
sulit membayar. Dan lagi masih banyak hutang ke negara loain. Coba bayangkan.
Banyak perusahaan bangkrut. Akbiatnya pendapatan negara dari pajak
perusahaanpun menurun juga. Dan semakin banyak penurunan otomatis pendapatan
negara yang awal (+) akan menjadi (-).Itulah mengapa saya kuran yakin apabila
negara akan mampu menanggung semuanya.
Dan
inilah peran penting kita. Mari kita sama sama ulurkan tangan, meskipun kita
tidak bisa memberi berupa material, setidaknya secara moral kita ulurkan
semangat, motivasi, uluran tangan, senyuman, setidaknya kebahagiaan mari kita
bagi untuk memberikan semangat bagi kita semua dalam rangka melawan pandemi
ini. Karena bantuan itu tidak harus berupa material. Tapi rasa kemanisaan pun
saya rasa itu sangat berharga sekali. Karena ada pepatah mengatakan, silih asah
silih asih silih asuh adalah tuntutan bagi kita manusia sebagai makhluk sosial
yang dimana saling bergantung satu dengan yang lainnya.
Itulah
mengapa saya sangat menekankan, jaga tali persaudaraan jaga rasa kemanusiaan.
Jangan pernah takut kalian kehilangan harta. Tetapi takutlah kalian kehilangan
rasa sebagai seorang manusia. Karena yang terpenting bagi hidup ini adalah
kebahagiaan. Dan saya rasa, semua agama mengajarkan hal yang sama terkait rasa
kemanusiaan. Maka dari itu jangan pernah sungkan atau malu. Meskipun kita
berbeda baik secara suku, agama, dan budaya, namun kita tetap satu. Sebagai
makhluk yang diciptakan Tuhan secara sempurna.
Saya
Abghi Afdhila, mohon pamit. Wassalamualaikum.
Ig @abghi86