Rabu, 15 April 2020

Efek Pandemi


Assalamualaikum.

Indonesia merupakan negara dengan kepulauannya. Terbentang dari sabang sampai merauke, Indonesia Cukup Luas. Itulah mengapa, banyak permasalahan diindonesia yang sulit untuk diselesaikan. Ada apa dengan indonesiaku? Saya akan memberikan pendapat untuk negeri yang saya cintai ini. Bukan ingin menjatuhkan, tetapi saya sangat berharap pendapat saya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjadi warga negara yang baik.

            Mungkin 1 bulan telah berlalu, pandemi ini semakin meraja di nusantara ini. Seolah olah pandemi ini menjadi ketakutan besar bagi kita semua. Namun, meskipun menakutkan, masih banyak orang orang diluarsana yang masih menganggap ini hal sepele. Tetapi bukan itu yang akan saya sampaikan. Ini terkait dengan keadaan kesejahteraan kita sebagai rakyat negara indonesia ini.

            Selain kersahan, serta ketakutan yang besar. Pernahkah kita memikirkan tentang perekonomian yang menurun drastis? Sebuah penurunan yang amat fantastis membuat kita tersadar akan betapa pentingnya sebuah penghasilan. Karena untuk kita yang hidup di zaman modern ini, semua tidak terlepas dari yang namanya uang. Seolah olah uang adalah tuhan yang wajib kita sembah. Semua itu tidak dapat kita pungkiri lagi. Karena untuk makanpun kita membutuhkan uang. Jangankan makan untuk kita bisa bernafas pun di daerah kita sendiri kita menggunakan uang. Ya benar kita membutuhkan uang untuk biaya hidup kita. Salah satu contohnya adalah pajak.

            Di pembahasan sebelumnya saya membahas tentang virus paling mematikan. Ya benar itu adalah ego kita sebagai manusia. Kadang hal itu terjadi tanpa kita sadari. Namun meskipun kita dalam keadaan sadar, kadang kita tetap kalah oleh ego kita. Rasa kemanusiaan yang punah terkalahkan oleh ego yang membara.

            Belum lama ini kita telah di hebohkan dengan berita berita di sosial media ataupun televis. Semua berita memaparkan beberapa dampak yang terjadi akibat pandemi ini. Salah satunya adalah perekonomian yang menurun drastis. Mungkin tidak sebanding dengan penurunan ekonomi negara. Namun dampak ini sangat terasa bagi mereka merkea yang memiliki pengeluaran dan kebutuhan yang semakin meningkat.

            Banyak sekali dampak yang terjadi akibat pandemi ini. Rumah Makan dan tempat hiburan perlahan mulai tutup untuk mencegah penularan virus. Perusahaan banyak yang memperkerjakan karyawannya dari rumah bahkan banyak pabrik pabrik yang mem phk pegawainya karena pendapatan menurun dan merasa tidak sanggup lagi membayar. Dan bahkan yang lebih menerima dampak besar adalah para pegawai pegawai pendapatan harian, seperti tukang ojek, sopir angkot, tukang becak, dan lain lain. Mereka seolah olah tercekik oleh pendapatan yang semakin menurun serta kebutuhan yang semakin meningkat. Lantas apa yang akan terjadi dikemudian hari apabila pandemi ini tak kunjung selesai hingga akhir tahun? Mari kita bayangkan.

            Apakah mungkin dengan tingkat pendapatan yang semakin menurun itu akan membakar sumbu penjarahan akan terulang? Atau bahkan vandalisme terhadap orang orang berada? Yap, itu mungkin saja terjadi. Namun apabila kita sudah tidak memiliki rasa kemanusiaan lagi rasanya itu akan menjadi pemicu ledakan bagi kesejahteraan masyarakat.

            Lantas apa yang kita butuhkan? Apa yang bisa kita perbuat? Coba kalian perhatikan. Fungsi kita sebagai makhluki sosial itu seperti apa? Apakah kita lupa fungsi kita? Apakah kita hanya mementingkan keadaan kita tanpa peduli orang lain? Coba perhatikan. Banyak yang telah menjadi korban yang disebabkan oleh pandemi ini. Lalu apa yang terjadi? Kericuhan. Ya kericuhan, apalagi banyak sekali kasus yang dimana ada jenazah penderita covid yang ditolak mentah mentah oleh warga. Seolah olah orang yang menderita penyakit ini menjadi HINA ! bahkan saking HINA nya kita sudah matipun mereka mengolok olok kita. Apakah pantas seperti itu?

            Lihat yang terjadi. Dampak dari pandemi ini bukan hanya soal materi. Bukan soal ekonomi yang menurun saja bahkan rasa kemanusiaanpun semakin terkikis habis. Itulah mengapa saya tekankan pada artikel kemarin bahwa virus yang paling berbahaya adalah ego kita sendiri. Karena ketika kita sudah mulai tidak peduli dengan keadaan sekitar kita berapa nyawa yang akan menjadi korban?

“loh, kan ada negara. Negara kan harusnya bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya”.

            Orang yang berkata seperti itu adalah orang yang sama sekali tidak berpendidikan. Mengapa? Karena meskipun negara menjamin kesejahteraan rakyatnya tapi apakah negara mampu? Saya rasa tidak. Karena untuk hutang ke amerikapun indonesia sulit membayar. Dan lagi masih banyak hutang ke negara loain. Coba bayangkan. Banyak perusahaan bangkrut. Akbiatnya pendapatan negara dari pajak perusahaanpun menurun juga. Dan semakin banyak penurunan otomatis pendapatan negara yang awal (+) akan menjadi (-).Itulah mengapa saya kuran yakin apabila negara akan mampu menanggung semuanya.

            Dan inilah peran penting kita. Mari kita sama sama ulurkan tangan, meskipun kita tidak bisa memberi berupa material, setidaknya secara moral kita ulurkan semangat, motivasi, uluran tangan, senyuman, setidaknya kebahagiaan mari kita bagi untuk memberikan semangat bagi kita semua dalam rangka melawan pandemi ini. Karena bantuan itu tidak harus berupa material. Tapi rasa kemanisaan pun saya rasa itu sangat berharga sekali. Karena ada pepatah mengatakan, silih asah silih asih silih asuh adalah tuntutan bagi kita manusia sebagai makhluk sosial yang dimana saling bergantung satu dengan yang lainnya.

            Itulah mengapa saya sangat menekankan, jaga tali persaudaraan jaga rasa kemanusiaan. Jangan pernah takut kalian kehilangan harta. Tetapi takutlah kalian kehilangan rasa sebagai seorang manusia. Karena yang terpenting bagi hidup ini adalah kebahagiaan. Dan saya rasa, semua agama mengajarkan hal yang sama terkait rasa kemanusiaan. Maka dari itu jangan pernah sungkan atau malu. Meskipun kita berbeda baik secara suku, agama, dan budaya, namun kita tetap satu. Sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan secara sempurna.

            Saya Abghi Afdhila, mohon pamit. Wassalamualaikum.

Ig @abghi86

Tidak ada komentar:

Posting Komentar