Minggu, 22 Maret 2020

Episode Corona


            Hari ini, dunia sedang di hebohkan dengan kabar yang sangat penting. Dimana ketakutan terbesar terjadi hampir diseluruh dunia. Bahkan hal tersebut mengancam banyak nyawa didalamnya. Para ahli kesehatan pun berbondong bondong mulai menciptakan jawaban agar kabar mengerikan ini segera musnah dengan terciptanya antivirus yang sangat mutahir. Namun sebelum itu terjadi mari kita kembali pada awal mula kejadian ini berasal.

            Akhir december lalu. Tepatnya diwuhan, dimana awal oertama kali virus ini menyebar. Awalnya Para ilmuwan merasa hal ini terjadi akibat daging kelelawar. Sehingga mulai virus ini tersebar, larangan memakan kelelawar ditiadakan.

            Tahun 2020 pun telah datang. Dimana para manusia sedang asik asiknya menikmati moment yang terjadi di seluruh dunia. Menikmati waktu waktu pergantian dari 2019 menuju 2020. Yang pastinya, banyak harapan didalamnya. Semua manusia diseluruh penjuru dunia menikmati hal tersevut. Tanpa ada beban besar kedalam sebuah penyakit yang sebentar lagi akan menjadi polemik umat manusia.

            Akhirnya hal itupun tiba. Lambat laun bertia virus tersebut mulai menyebar dan semakin banyak penderita yang terjangkit oleh virus tersebut. Hingga akhirnya pemerintahan china memutuskan bahwa Wuhan diisolasi.

            Keadaan di wuhan seolah olah menjadi kota mati. Aktivitas penduduk disana mulai dibatasi. Serta bahan penyambung hidup mereka pun perlahan lahan akan menipis. Hingga pada suatu saat, para ahli agama meneriakan hal tersebut dengan sebutan, “Ini adalah Azab”. Tapi yang menjadi polemik sekarang adalah, apakah ini adalaha azab? Atau memang sebenarnya kelelawar itu tak dapat dikonsumsi? Mari berpikir sejenak.

            Tidak membutuhkan waktu lama, virus ini semakin berkembang dengan sangat pesat. Membuat kepanikan terbesar diseluruh dunia. Seolah olah tidak ada lagi harapan virus ini akan sesegera mungkin berakhir. Perlahan lahan seluruh bagian dunia mulai membatasi ruang keluar masuk dalam negara. Menutup rapat rapat agar virus ini tidak menyebar luas di negaranya. Namun kenyataan itu ternyata berbanding terbalik. Karena pada akhirnya virus tersebut menyebar dengan sangat cepat dan menimbulkan pandemi di masyarakat dunia.

            Oke, itu adalah awal mula perkenalan kita terhadap virus tersebut. Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan jajapendapat saya mengenai pandemi ini. Kenapa disebut pandemi? Karena penyebaran virus ini sangat pesat dan hampir terjadi dengan seketika. Tapi sebelum itu semua dilanjut saya hanya mengingatkan sekali lagi. Saya bukan ahli keilmuan, ahli agama, serta kader partai. Saya hanya seseorang dengan pendapatnya tentang pandemi coronavirus yang akan terdengar seperti konspirasi seolah olah menghasut kalian untuk percaya namun pada intinya ini hanya pendapat saya saja. Dan percaya atau tidak itu kembali kepada diri kalian. Saya hanya berpendapat. Lagian tak salah toh?

            Tidak usah terlalu jauh mengurusi urusan dunia luar mari kita urusi dunia kita sendiri, Indonesia. Diindonesia sendiri penyebaran virus ini sangat besar dan cepat. Entah mengapa hal ini bisa terjadi. Mungkin karena kebiasaan orang indonesia yang menatap penyakit sebagai hal biasa yang bisa sembuh. Kita tahu sendiri kan negara kita sering mengalami krisis krisis yang berkaitan dengan virus. Seperti sars, ebola, TBC, Flu Burung ah pokonya banyak banget deh. Bahkan meskipun begitu, tak jarang banyak pedagang pedagang bandel yang gemar sekali mencampur bahan yang tak lazim kedalam dagangannya, seperti boraks, formalin, pewarna tekstil, plastik dan banyak pokonyamah. Tapi apakah itu akan membuat mereka jerah?

            Namun ketika virus ini menyebar siapa yang disalahkan? Yap benar, pemerintah adalah yang paling tersalahkan karena dianggap dtidak sigap lah tidak becuslah pokonya selalu saja pemerintah. Padahal woy ! yang nyebarin virus ini lu sendiri. Lu sendiri yang membuat virus ini menyebar. Lu sendiri yang lupa akan adab bagaimana saat bersin batuk apalagi flu. Lu semua kan tau adab kali. Masa dari kecil lu gadiajarin sama ortulu buat beradab? Jangan selalu jadikan pemerintah ini alasan dari kesalahan yang lu buat sendiri deh.

            Coba ya lupikir sendiri kenapa pemerintah lemot? Karena bukan pemerintah yang lemot tapi lu sendiri yang lemot. Lemot memahami apa yang dimaksud oleh pemerintah. Sekarang contohnya aja pemerintah bikin anjuran lockdown atau social distancing. Lihat apa yang lu pahami dari ahl itu coba? “”yeahh liburan, yeahh bisa main, yeah kagak usah sekolah” woy! Sosial distancing itu bukan liburan! Itu adalah cara bagaimana agar virus ini tidak menyebar. Lu kan tau corona menyebar lewat cairan bukan udara. Maksudnya cairan itu apasih? Nih ya lu bersin atau batuk misalkan lu adalah orang yang kena tuh virus. Terus air liur dari bersin atau batuklu nempel ditanganlu. Dan lu megang misalnya uang kertas terus lu jajan nih ya ke warung terus tuh ibu warung megang kan uang dari lu terus interaksi sama anak anaknya tu ibu warung. Nah otomatis virus itu udah mulai menyebar. Terus aja sampai si anak itu interaksi lagi atau siibu yang berinteraksi.
            Makannya pemerintah dapet anjuran dari WHO untuk melakukan, Social distancing, cuci tangan pake sabun, pake masker, itu bukan berarti hal sepele. Itu adalah wujud pencegahan agar virus ini tuh kaga menyebar elah. Lah sekarang lu semua pada nganggap hal itu adalah hal yang biasa aja.



 







            Nih ya ibarat garis merah adalah pasien corona dan garis biru adalah kapasitas dari medis. Nah lu liat ada bagian dari garis merah yang melewati garis biru. Tau kaga maksudnya apa? Itu adalah orang yang kena penyakit corona tapi tidak bisa dibantu penyembuhannya karena kapasitas medisnya terlampaui. Itu yang menyebabkan angka kematian tinggi. Dan sekarang pemerintah mengupayakan agar kurva itu turun menjadi seperti ini



            Nah biar apa coba kaya gini? Biar semua yang terdampak virus ini mendapatkan penanganan yang cukup ! makannya pemerintah menerapkan social distancing itu untuk mencegah bukan nyuruh kita liburan. Sekarang kalo kurva itu tetap melambung melebihi kapasitas tenaga medis, lu bayangin akan ada banyak penderita tidak mendapatkan penanganan medis dan akhirnya apa? MATI!

            Sekarang gw tanya ke lu semua, emang lu semua pada mau MATI?
            Itu adalah pendapat saya tentang pemerintahan yang sudah mengupayakan segala cara untuk menangani kasus ini.

            Sekarang giliran dalam pandangan Agama serta keilmuan.

            Kita awali ini dengan sebuah cerita fiksi, didalamnya mungkin membawa berbagai macam agama dan mungkin bisa membuat kesalah pahaman. Makadari itu saya membuat ini menajdi seprti sebuah cerita agar kalian semua paham arti penting dari menjaga diri sendiri.

*suatu hari disebuah kota ada 4 orang remaja sedang saling bercengkrama satu sama lainnya membahas persoalana Corona.

Remaja Yahudi “gw sih gakan pernah takut kalo kena virus ini karena pasti ada rabbi yang melindungi gw”
Remaja Nasrani “ sama Gw juga, kan punya yesus yang akan selalu melindungi gw”
Remaja Islam “ nah itu apalagi gw yang punya ALLAh sebagai mana yang paling agung, beliau pasti melimdungi hambanya”
Remaja Atheis “Gw mah bro yaudah lah selagi masih bisa menjaga diri gw sendiri ya semoga aja kaga kena dah”

*1 Minggu kemudian

Remaja Yahudi (ngadep dinding) “ya rabb kenapa kau tidak melindungiku dari corona ini”
Remaja Nasrani (Bertumpu depan patung yesus) “Kristus kenapa kau tidak menjagaku dari corona ini)
Remaja Islam (Diatas Sejadah) “ Yaallah kenapa corona ini tetap menyerang hambamu ini yaallah”
Remaja Atheis “Loh ko tongkrongan sepi pada kemane ya?”

            Cerita diatas adalah fiksi dmana seseorang yang hanya mengandalkan Tuhan tanpa berusaha sesuai dengan anjuran Tuhan maka mereka tidak akan pernah terlepas dari apa apa yang membahayakan mereka. Justru mereka lupa akan cara Tuhan mengingatkan tentang anjuran sebagaimana mestinya.

            Sekarang, kalau kita lihat kenapa corona itu menjadi pademi. Itu karena corona penyebarannya sangat cepat dan luas. Karena dalam virus ini memiliki daya tahan yang cukup lama untuk ukuran virus. Dan metode serangannya pun melalui cairan sehingga akan sangat berbahaya bagi kita selaku manusia yang sering melakukan interaksi baik secara langsung (jabat tangan) serta Tidak langsung (melalui benda benda)

            Tapi terkadang kita sendiri selaku muslim malah lupa dan malah bersuudzon kepada negara bagian yang merupakan muslim. Contohnya saja kepada arab saudi. Mereka menutup akses Umroh dan Haji bukan semata mata karena mereka tidak ingin ada ibadah umroh dan haji lagi. Tetapi karena nereka tidak mau penyebaran virus ini bertambah dan menjangkit kaum muslimin.

            Ingatlah saudara saudari ku sekalian. Penutupan akses ini bukan lah yang pertama kali. Tetapi pernah juga dahulu kala hal ini terjadi. Namun yang membedakan adalah bukan karena penyakit melainkan karena adanya perang dan perebutan kekuasaan. Itu yang menjadikan penutupan akses umroh dan haji ini,

            Saudara saudari ku sekalian. Para ilmuan juga telah menetapkan bahwa, virus ini dalam proses penyebarannya cukup pesat sehingga para ilmuan menyarankan sistem lockdown atau social distancing ini adalah sebagai salah satu upaya bagi kita setidaknya bukan hanya untuk mencegah agar tidak terjangkit melainkan mencegah untuk menyebarluaskan juga penyakit ini.

            Ingatlah saudara saudaruku. Kita hanyalah manusia, dan yang berkehandak sepenuh nya atas kita adalah Tuhan. Tuhan yang kita percaya. Terlepas dari apa agamamu, apa sukumu, serta apa kepercayaanmu, jangan sampai kita menjadi Manusia yang bodoh. Ya manusia yang bodoh. Mereka menyembah tuhan yang tidak terlihat, tetapi mereka mengabaikan alam. Padahal alam adalah ciptaan Tuhan yang mereka sembah.

            Sekali lagi saya ingatkan, ini hanyalah pendapat saya tentang pandemi covid 19. Bukan berarti saya sedang mencuci otak kalian semua. Tetapi saya hanya ingin berbagi pendapatsaya. Terlepas dari semua agama, semua bidang ilmu serttsemua kader politik yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan saya. Saya hanya ingin berbagi. Itu saja tidak lebih dan tidak kurang. Semata mata hanya untuk mengingatkan saja bahwa sebenarnya virus yang paling berbahaya padahal sudah ada antivirusnya adalah ego kita. Ego kita yang lebih mementingkan urusan pribadi kita tanpa peduli dengan orang lain yang ada dilingkungan kita. Itu adalah virus yang paling berbahaya. Maka dari itu mulailah dengan hal kecil. Dengan cara memahami diri kita untuk dapat memahami oranglain. Karena kita adalah manusia makhluk sosial. Yang dimana kita saling membutuhkan satu sama lain.

            Sekian dari saya, sampai jumpa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar