Hari ini,
dunia sedang di hebohkan dengan kabar yang sangat penting. Dimana ketakutan
terbesar terjadi hampir diseluruh dunia. Bahkan hal tersebut mengancam banyak
nyawa didalamnya. Para ahli kesehatan pun berbondong bondong mulai menciptakan
jawaban agar kabar mengerikan ini segera musnah dengan terciptanya antivirus
yang sangat mutahir. Namun sebelum itu terjadi mari kita kembali pada awal mula
kejadian ini berasal.
Akhir
december lalu. Tepatnya diwuhan, dimana awal oertama kali virus ini menyebar. Awalnya
Para ilmuwan merasa hal ini terjadi akibat daging kelelawar. Sehingga mulai
virus ini tersebar, larangan memakan kelelawar ditiadakan.
Tahun 2020
pun telah datang. Dimana para manusia sedang asik asiknya menikmati moment yang
terjadi di seluruh dunia. Menikmati waktu waktu pergantian dari 2019 menuju
2020. Yang pastinya, banyak harapan didalamnya. Semua manusia diseluruh penjuru
dunia menikmati hal tersevut. Tanpa ada beban besar kedalam sebuah penyakit
yang sebentar lagi akan menjadi polemik umat manusia.
Akhirnya hal
itupun tiba. Lambat laun bertia virus tersebut mulai menyebar dan semakin
banyak penderita yang terjangkit oleh virus tersebut. Hingga akhirnya
pemerintahan china memutuskan bahwa Wuhan diisolasi.
Keadaan di
wuhan seolah olah menjadi kota mati. Aktivitas penduduk disana mulai dibatasi.
Serta bahan penyambung hidup mereka pun perlahan lahan akan menipis. Hingga
pada suatu saat, para ahli agama meneriakan hal tersebut dengan sebutan, “Ini
adalah Azab”. Tapi yang menjadi polemik sekarang adalah, apakah ini adalaha
azab? Atau memang sebenarnya kelelawar itu tak dapat dikonsumsi? Mari berpikir
sejenak.
Tidak
membutuhkan waktu lama, virus ini semakin berkembang dengan sangat pesat.
Membuat kepanikan terbesar diseluruh dunia. Seolah olah tidak ada lagi harapan
virus ini akan sesegera mungkin berakhir. Perlahan lahan seluruh bagian dunia
mulai membatasi ruang keluar masuk dalam negara. Menutup rapat rapat agar virus
ini tidak menyebar luas di negaranya. Namun kenyataan itu ternyata berbanding
terbalik. Karena pada akhirnya virus tersebut menyebar dengan sangat cepat dan
menimbulkan pandemi di masyarakat dunia.
Oke, itu
adalah awal mula perkenalan kita terhadap virus tersebut. Pada kesempatan ini,
saya akan menyampaikan jajapendapat saya mengenai pandemi ini. Kenapa disebut
pandemi? Karena penyebaran virus ini sangat pesat dan hampir terjadi dengan
seketika. Tapi sebelum itu semua dilanjut saya hanya mengingatkan sekali lagi.
Saya bukan ahli keilmuan, ahli agama, serta kader partai. Saya hanya seseorang
dengan pendapatnya tentang pandemi coronavirus yang akan terdengar seperti
konspirasi seolah olah menghasut kalian untuk percaya namun pada intinya ini
hanya pendapat saya saja. Dan percaya atau tidak itu kembali kepada diri
kalian. Saya hanya berpendapat. Lagian tak salah toh?
Tidak usah
terlalu jauh mengurusi urusan dunia luar mari kita urusi dunia kita sendiri,
Indonesia. Diindonesia sendiri penyebaran virus ini sangat besar dan cepat.
Entah mengapa hal ini bisa terjadi. Mungkin karena kebiasaan orang indonesia
yang menatap penyakit sebagai hal biasa yang bisa sembuh. Kita tahu sendiri kan
negara kita sering mengalami krisis krisis yang berkaitan dengan virus. Seperti
sars, ebola, TBC, Flu Burung ah pokonya banyak banget deh. Bahkan meskipun begitu,
tak jarang banyak pedagang pedagang bandel yang gemar sekali mencampur bahan
yang tak lazim kedalam dagangannya, seperti boraks, formalin, pewarna tekstil,
plastik dan banyak pokonyamah. Tapi apakah itu akan membuat mereka jerah?
Namun ketika
virus ini menyebar siapa yang disalahkan? Yap benar, pemerintah adalah yang
paling tersalahkan karena dianggap dtidak sigap lah tidak becuslah pokonya
selalu saja pemerintah. Padahal woy ! yang nyebarin virus ini lu sendiri. Lu
sendiri yang membuat virus ini menyebar. Lu sendiri yang lupa akan adab bagaimana
saat bersin batuk apalagi flu. Lu semua kan tau adab kali. Masa dari kecil lu
gadiajarin sama ortulu buat beradab? Jangan selalu jadikan pemerintah ini
alasan dari kesalahan yang lu buat sendiri deh.
Coba ya
lupikir sendiri kenapa pemerintah lemot? Karena bukan pemerintah yang lemot
tapi lu sendiri yang lemot. Lemot memahami apa yang dimaksud oleh pemerintah.
Sekarang contohnya aja pemerintah bikin anjuran lockdown atau social
distancing. Lihat apa yang lu pahami dari ahl itu coba? “”yeahh liburan, yeahh
bisa main, yeah kagak usah sekolah” woy! Sosial distancing itu bukan liburan!
Itu adalah cara bagaimana agar virus ini tidak menyebar. Lu kan tau corona
menyebar lewat cairan bukan udara. Maksudnya cairan itu apasih? Nih ya lu
bersin atau batuk misalkan lu adalah orang yang kena tuh virus. Terus air liur
dari bersin atau batuklu nempel ditanganlu. Dan lu megang misalnya uang kertas
terus lu jajan nih ya ke warung terus tuh ibu warung megang kan uang dari lu terus
interaksi sama anak anaknya tu ibu warung. Nah otomatis virus itu udah mulai
menyebar. Terus aja sampai si anak itu interaksi lagi atau siibu yang
berinteraksi.
Makannya
pemerintah dapet anjuran dari WHO untuk melakukan, Social distancing, cuci
tangan pake sabun, pake masker, itu bukan berarti hal sepele. Itu adalah wujud
pencegahan agar virus ini tuh kaga menyebar elah. Lah sekarang lu semua pada
nganggap hal itu adalah hal yang biasa aja.
Nih ya
ibarat garis merah adalah pasien corona dan garis biru adalah kapasitas dari
medis. Nah lu liat ada bagian dari garis merah yang melewati garis biru. Tau
kaga maksudnya apa? Itu adalah orang yang kena penyakit corona tapi tidak bisa
dibantu penyembuhannya karena kapasitas medisnya terlampaui. Itu yang
menyebabkan angka kematian tinggi. Dan sekarang pemerintah mengupayakan agar
kurva itu turun menjadi seperti ini
Nah biar apa
coba kaya gini? Biar semua yang terdampak virus ini mendapatkan penanganan yang
cukup ! makannya pemerintah menerapkan social distancing itu untuk mencegah
bukan nyuruh kita liburan. Sekarang kalo kurva itu tetap melambung melebihi
kapasitas tenaga medis, lu bayangin akan ada banyak penderita tidak mendapatkan
penanganan medis dan akhirnya apa? MATI!
Sekarang gw tanya
ke lu semua, emang lu semua pada mau MATI?
Itu adalah
pendapat saya tentang pemerintahan yang sudah mengupayakan segala cara untuk
menangani kasus ini.
Sekarang
giliran dalam pandangan Agama serta keilmuan.
Kita awali
ini dengan sebuah cerita fiksi, didalamnya mungkin membawa berbagai macam agama
dan mungkin bisa membuat kesalah pahaman. Makadari itu saya membuat ini menajdi
seprti sebuah cerita agar kalian semua paham arti penting dari menjaga diri
sendiri.
*suatu hari disebuah kota ada 4 orang remaja sedang saling
bercengkrama satu sama lainnya membahas persoalana Corona.
Remaja Yahudi “gw sih gakan pernah takut kalo kena virus ini
karena pasti ada rabbi yang melindungi gw”
Remaja Nasrani “ sama Gw juga, kan punya yesus yang akan
selalu melindungi gw”
Remaja Islam “ nah itu apalagi gw yang punya ALLAh sebagai
mana yang paling agung, beliau pasti melimdungi hambanya”
Remaja Atheis “Gw mah bro yaudah lah selagi masih bisa
menjaga diri gw sendiri ya semoga aja kaga kena dah”
*1 Minggu kemudian
Remaja Yahudi (ngadep dinding) “ya rabb kenapa kau tidak
melindungiku dari corona ini”
Remaja Nasrani (Bertumpu depan patung yesus) “Kristus kenapa
kau tidak menjagaku dari corona ini)
Remaja Islam (Diatas Sejadah) “ Yaallah kenapa corona ini
tetap menyerang hambamu ini yaallah”
Remaja Atheis “Loh ko tongkrongan sepi pada kemane ya?”
Cerita
diatas adalah fiksi dmana seseorang yang hanya mengandalkan Tuhan tanpa
berusaha sesuai dengan anjuran Tuhan maka mereka tidak akan pernah terlepas
dari apa apa yang membahayakan mereka. Justru mereka lupa akan cara Tuhan
mengingatkan tentang anjuran sebagaimana mestinya.
Sekarang,
kalau kita lihat kenapa corona itu menjadi pademi. Itu karena corona
penyebarannya sangat cepat dan luas. Karena dalam virus ini memiliki daya tahan
yang cukup lama untuk ukuran virus. Dan metode serangannya pun melalui cairan
sehingga akan sangat berbahaya bagi kita selaku manusia yang sering melakukan
interaksi baik secara langsung (jabat tangan) serta Tidak langsung (melalui
benda benda)
Tapi terkadang
kita sendiri selaku muslim malah lupa dan malah bersuudzon kepada negara bagian
yang merupakan muslim. Contohnya saja kepada arab saudi. Mereka menutup akses
Umroh dan Haji bukan semata mata karena mereka tidak ingin ada ibadah umroh dan
haji lagi. Tetapi karena nereka tidak mau penyebaran virus ini bertambah dan
menjangkit kaum muslimin.
Ingatlah
saudara saudari ku sekalian. Penutupan akses ini bukan lah yang pertama kali.
Tetapi pernah juga dahulu kala hal ini terjadi. Namun yang membedakan adalah
bukan karena penyakit melainkan karena adanya perang dan perebutan kekuasaan.
Itu yang menjadikan penutupan akses umroh dan haji ini,
Saudara
saudari ku sekalian. Para ilmuan juga telah menetapkan bahwa, virus ini dalam
proses penyebarannya cukup pesat sehingga para ilmuan menyarankan sistem
lockdown atau social distancing ini adalah sebagai salah satu upaya bagi kita
setidaknya bukan hanya untuk mencegah agar tidak terjangkit melainkan mencegah
untuk menyebarluaskan juga penyakit ini.
Ingatlah
saudara saudaruku. Kita hanyalah manusia, dan yang berkehandak sepenuh nya atas
kita adalah Tuhan. Tuhan yang kita percaya. Terlepas dari apa agamamu, apa
sukumu, serta apa kepercayaanmu, jangan sampai kita menjadi Manusia yang bodoh.
Ya manusia yang bodoh. Mereka menyembah tuhan yang tidak terlihat, tetapi
mereka mengabaikan alam. Padahal alam adalah ciptaan Tuhan yang mereka sembah.
Sekali lagi
saya ingatkan, ini hanyalah pendapat saya tentang pandemi covid 19. Bukan
berarti saya sedang mencuci otak kalian semua. Tetapi saya hanya ingin berbagi
pendapatsaya. Terlepas dari semua agama, semua bidang ilmu serttsemua kader
politik yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan saya. Saya hanya
ingin berbagi. Itu saja tidak lebih dan tidak kurang. Semata mata hanya untuk
mengingatkan saja bahwa sebenarnya virus yang paling berbahaya padahal sudah
ada antivirusnya adalah ego kita. Ego kita yang lebih mementingkan urusan
pribadi kita tanpa peduli dengan orang lain yang ada dilingkungan kita. Itu
adalah virus yang paling berbahaya. Maka dari itu mulailah dengan hal kecil.
Dengan cara memahami diri kita untuk dapat memahami oranglain. Karena kita
adalah manusia makhluk sosial. Yang dimana kita saling membutuhkan satu sama
lain.
Sekian dari
saya, sampai jumpa.